BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai runjukan dan pedoman. Karena
hal itu menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Oleh karena itu
sebuah penelititanpun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat
dijadikan pegangan.
Metode penelitian terbagi menjadi dua,
yaitu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif
mempunyai cirri khas angka, atau perhitungan. Berbeda dengan kualitatif, yang
cenderung pada proses penelitian. Lebih jelasnya penjelasan tersebut akan dijabarkan
dalam makalah ini. Dengan judul “Konsep dan Karakteristik Metode Penelitian
Kualitatif”.
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dibahas yaitu :
- Apa Pengertian Penelitian Kulitatif?
- Apa sajakah kemampuan peneliti Penelitian kualitatif?
- Bagaimana Karakteristik Penelitian Kualitatif?
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian metode penelitian kualitatif
Metodologi penelitian kualitatif
dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan
metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.
Metode ini disebut disebut juga sebagai metode artistik, karena proses
penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode
interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi
terhadap data yang ditemukan dilapangan.
Metodologi penelitian kualitatif juga
sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode
etnoghrapi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya; disebut juga sebagai metode kualitatif,
karena data yang terkumpul analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga
disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas
sosialsebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan
hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan
pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa
adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif
instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti
itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal
teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret,
dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan
bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap
situasi sosial pendidikan yang diteliti, maka teknik pengumpulan data bersifat
trianggulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara
gabungan atau simultan. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan dan dikonstruksikan menjadi
hipotesis atau teori. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,
data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh
karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi,
tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif
dinamakan transferability.
Objek penelitian kualitatif adalah
seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia dan segala sesuatu yang
dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam
keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang
kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan
sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang
pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik,
analitik/sintetik dan tuntas.
Dan Penelitian kualitatif adalah salah
satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang
kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini, peneliti
terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang diteliti. Peneliti
diharapkan selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam
konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda
dengan yang lain karena ada perbedaan konteks.
Para peneliti lebih senang menghubungi
beberapa informan kunci dari suatu komunitas. Jumlah informan yang dijadikan
responden jumlahnya dapat dikatakan relatif kecil sekali. Sebagai
konsekuensinya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para peneliti relatif
mendalam sekali. Kesediaan informan untuk mau menghabiskan waktunya berjam-jam
dalam beberapa hari sering menjadi pertanda berhasilnya proses wawancara.
Tugas peneliti adalah mengumpulkan data
dan menyajikannya sedemikian rupa sehingga para informan dibiarkan berbicara
sendiri. Tujuannya adalah untuk membuat laporan apa adanya dengan sedikit atau
tanpa interpretasi atau campur tangan atas kata-kata lisan informan dan dengnan
sedikit atau tanpa penafsiran atas pengamatan yang dilakukan oleh para peneliti
sendiri. Walau kelompok peneliti ini berpendapat bahwa pandangan informan
tentang realitas tidak mencerminkan ”kebenaran”, namun pendapat subjek
dilaporkan secara spontan dan penuh makna.
Penelitian kualitatif umumnya digunakan
dalam dunia ilmu-ilmu sosial dan budaya misalnya penelitian kebijakan, ilmu
politik, administrasi, psikologi komunitas dan sosiologi, organisasi dan
manajemen, bahkan sampai pada perencanaan kota dan perencanaan regional.
Menurut Miles dan Hubermen bahwa
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertitik tolak dari realitas
dengan asumsi pokok bahwa tingkah laku manusia mempunyai makna bagi pelakunya
dalam konteks tertentu. Sehingga ada tiga aspek pokok yang harus dipahami:
- Pada dasarnya manusia selalu bertindak sesuai dengan makna terhadap semua yang ditemui dan dialami di dunia ini.
- Makna yang ditemui dan dialami timbul dari interaksi antar individu.
- Manusia selalu menafsirkan makna yang ditemui dan dialami sebelum ia bertindak, tindakan yang dijalankan sejalan dengan makna terhadap barang yang digunakan.
Alasan Memilih Penelitian Kualitatif
Strauss dan Corbin menyatakan bahwa
seseorang yang melakukan penelitian kualitatif memiliki beberapa alasan.
Pertama, adalah alasan demi kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman
penelitiannya. Beberapa peneliti yang memiliki latar belakang bidang
pengetahuan seperti antropologi, atau yang terkait dengan orientasi filsafat
seperti fenomenologi, biasanya dianjurkan untuk menggunakan metode kualitatif.
Kedua, adalah alasan untuk tidak terjebak pada angka-angka hasil pengolahan
dengan menggunakan teknik statistik yang cenderung berlaku untuk populasi.
Ketiga, adalah alasan dari sifat masalah yang diteliti. Dalam beberapa bidang
studi, pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis penelitian kualitatif. Contoh
dari penelitian semacam ini adalah penelitian untuk mengungkap sifat pengalaman
seseorang dengan fenomena seperti sakit, berganti agama, ketagihan obat,
kehidupan pengemis , dan pola partisipasi wanita bekerja di luar rumah.
Penelitian kualitatif menuntut
keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir, tentang hubungan datta
yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang akan
diungkapkan. Beberapa alasan mengenai maksud dilakukannya penelitian
kualitatif:
- Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilanng seperti yang dialami oleh penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat diungkap.
- untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif.
- untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.
- untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.
- Karakteristik umum penelitian kualitatif
Dari hasil penelaahan pustaka yang
dilakukan Moleong atas hasil dari mensintesakan pendapatnya Bogdan dan Biklen
(1982:27-30) dengan Lincoln dan Guba (1985:39-44) ada sebelas ciri penelitian
kualitatif, yaitu:
- Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (enity)
- Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
- Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
- Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
- Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari data
- Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka-angka
7. Penelitian kualitatif lebih
mementingkan proses daripada hasil
- Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
- Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik
- Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)
- Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.
Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
- Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung
- Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan data
- Analisis data dilakukan secara induktif
- Penelitian bersifat deskriptif analitik (data berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan/ angka statistik
- Tekana penalitian berada pada proses, penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil.
- Pembatasan penelitian berdasarkan fokus
- Perencanaan bersifat lentur dan terbuka
- Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama
- Pembentukan teori berasal dari dasar
- Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif
- Teknik sampling cenderung bersifat purposive
- Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)
- Makna sebagai perhatian utama penelitian
Karakteristik penelitian
kualitatif:
1) Latar
alamiah
- Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan
- Peneliti memasuki dan melibatkan sebagian waktunya di sekolah, keluarga, tetangga dan lokasi lainnya untuk meneliti maslaah pendidikan atau sosiologi
2) Manusia
sebagai alat (instrumen)
Peneliti/ dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama.
3) Metode
kualitatif
- Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda
- Menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden
- Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penyamaan pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
4)
Analisis data secara induktif
- Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagian yang terdapat dalam data
- Lebih dapatmenguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya
- Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan
- Dapat memperhitunngkan nilai-nilai secara eksplisit sehingga bagian dari struktur analitik
5) Teori
dari dasar
6)
Deskriptif
7) Lebih
mementingkan proses daripada hasil
8) Adanya
batas yang ditentukan oleh fokus
9) Adanya
kriteria khusus untuk keabsahan data
10) Desain yang bersifat sementara
Langkah-Langkah Penelitian
Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif memiliki
susunan langkah-langkah sebagai berikut:
- Memilih masalah
- Studi pendahuluan
- Merumuskan masalah
- Merumuskan hipotesis
- memilih pendekatan
- Menentukan variabel dan sumber data
- Menentukan dan menyusun instrumen
- Mengumpulkan data
- Analisis data
- Menarik kesimpulan
- Menulis laporan
- Teknik Pengumpulan Data
Berbagai cara pengumpulan data untuk
penellitian kualitatif terus berkembang, namun demikian pada dasarnya ada empat
cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi yaitu:
- Observasi
Observasi yaitu tindakan yang merupakan
penafsiran dari teori (karl popper). Namun dalam penelitian, pada waktu
memasuki ruang kelas dengan maksud mengobservasi, sebaiknya meninggalkan
teori-teori untuk menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah. Observasi
merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media pengamatan.
Dan menurut Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai
dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan
sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda
yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang
angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Observasi yaitu teknik pengumpulan yang
mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan
ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.
Observasi yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi.
Metode observasi dibedakan menjadi:
- Observasi biasa
Menurut prof. Parsudi suparlan, dalam
observasi biasa si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan emosi pelaku
yang menjadi sasaran penelitian
- Observasi terkendali
Menurut prof. Parsudi suparlan, para
pelaku yang akan diamati dan dikondisi-kondisi yang ada dalam tempat kegiatan.
Pelaku diamati dan dikendalikan si peneliti
- Observasi terlibat
Menurut prof. Parsudi suparlan, observasi
terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti
melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang di teliti untuk dapat
melihat dan memahami gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan
dipahami oleh para warga yang ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat bukan
hanya mengamati gejala yang ada dalam masyarakat yang diteliti, tetapi juga
melakukan wawancara, mendengarkan, memahamidan dalam batas-batas tertentu
mengikuuti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang diteliti.
Keterlibatan peneliti dapat dibedakan
menjadi empatkelompok yaitu:
1. Keterlibatan pasif: peneliti tidak
terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh pelaku yang diamati dan tidak
terjadi interaksi sosial dengan pelaku yang diamati
- Keterlibatan setengah-setengah: peneliti mengambil sesuatu kedudukan yang berada dalam 2 hubungan struktural yang berbeda, yaitu antara struktur yang menjadi wadah bagi kegiatan yang diamati dan struktur dimana pelaku sebagai pendukung
- Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan para pelaku yang diamati dalam kehidupan sehari-hari
- Keterlibatan penuh/ lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi bagian dari kehidupan pelaku yang diamati.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan observasi:
- Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati apakah yang umum atau yang khusus.
- Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang akan digunakan.
Fase-fase dalam observasi:
1. Pertemuan perencanaan
- Observasi kelas
- Diskusi balikan
Ada berbagai keterbatasan observasi,
yaitu sebagai berikut:
a) Banyak
kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung, misalnya kehidupan
pribadi seseorang yang sangat rahasia
b) Bila
mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin dengan maksud-maksud
tertentu dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan yang menyenangkan atau
sebaliknya pada observer.
c) Timbul
kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer dapat hadir untuk
mengobservasi kejadian itu. Jika penelitian dilakukan terhadap typical
behavior, menunggu timbulnya behavior yang diharapkan itu secara spontan
kerapkali memakan waktu yang panjang dan sangat membosankan.
d) Tugas
observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada peristiwa yang tidak
terduga-duga, misalnya keadaan cuaca.
e)
Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian
Kelebihan observasi:
- Merupakan metode yang dapat langsung digunakan untuk meneliti bermacam-macam gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung.
- Untuk subjek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya, orang-orang yang selalu sibukpun mungkin tidak berkeberatan untuk diamat-amati, walau dia mungkin keberatan menjawab kuesioner.
- Memungkinkkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala.
- Tidak tergantung kepada self-report
- Dengan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistik/ menyeluruh terhadap responden yang diteliti
- Peneliti dapat menggunakan variasi pendekatan termasuk pendekatan inductive discovery (yaitu pengamatan yang mendasarkan kepada kejadian spesifik mendalam dan realistik serta merefleksikan keadaan responden)
- Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan teknik lain termasuk perilaku biasa
- Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang perilaku responden yang biasa maupun diluar konteks permasalahan yang hendak diteliti.
Hambatan-hambatan dalam pengamatan
berasal dari 2sumber, yaitu:
- Hambatan dari dalam, termasuk diantaranya:
- Kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum berinteraksi dengan responden
- Perasaan terasing dari peneliti terhadap responden
- Kurang bisanya peneliti beradaptasi dengan kegiatan, kebiasaan,dan tata cara hidup responden
- Tidak dapat memanfaatkan peran informan di lapangan.
- Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:
- Peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang informasi apa yang perlu diambil dari interaksi dengan responden
- Peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkan karena adanya aturan yang harus ditaati di lapangan
- Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam melakukan observasi di lapangan.
- Manfaat observasi
Menurut patton dalam Nasution (1988),
dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut.
1) Dengan
observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik
atau menyeluruh
2) Dengan
observasi maka akan memperoleh pengalaman langsung. Sehingga memungkinkan
peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep
atau pandangan sebelumnya. Pendekataan induktif membuka kemungkinan melakukan
penemuan atau Discovery.
3) Dengan
observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak di amati orang
lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa”
dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.
4) Dengan
observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akaan
terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin
ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5) Dengan
observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden,
sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensip.
6) Melalui
pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi
juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan measakan suasana atau situasi sosial
yang diteliti olehnya.
- Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan yang langsung
direncanakan antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan/
menerima informasi tertentu. Menurut Moleong (1988:148) wawancra adalah
kegiatan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah
pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.
Wawancara merupakan pertanyaan yang
dilakukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Ada tiga teknik
wawancara yaitu:
- Wawancara baku dan terjadwal
- Wawancara baku dan tidak terjadwal
- Wawancara tidak baku
Langkah-langkah wawancara
Lincoln and guba dalam sanapiah faisal,
mengemukakan bahwa ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu
1)
Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2)
Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3)
Mengawali atau membuka alur wawancara
4)
Melangsungkan alur wawancara
5)
Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6)
Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
Beberapa hal yang harus diperhatikan
agar wawancara berlangsung efektik:
a)
Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang berperhatian dan pendengar
baik, tidak berperan terlalu aktif, untuk menunjukkan bahwa anda menghargai
pendapat anak
b)
Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran
c)
Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau ragu-ragu dan anak akan menunjukkan
sikap yang sama.
d) Secara khusus
perhatikan bahasa yang anda gunakan untuk wawancara
Adapun jenis-jenis pertanyaan dalaam
wawancara yaitu sebagai berikut.
1)
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman, contoh : bagaimana pengalaman
bapak selama menjabat lurah disini?
2)
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat, contoh : bagaimana pendapat anda
terhadap pernyataan pak lurah yang menyatakan bahwa masyarakat disini
partisipasi dalam pembangunan cukup tinggi. Bagaimana pendapat anda terhadap
kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ?
3)
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan, contoh : sepertinya ada masalah, apa
yang sedang anda rasakan? Bagaimana rasanya menjadi relawan di Aceh ?
4)
Pertanyaan tentang pengetahuan, contoh pertanyaan : bagaimana proses terjadinya
gempa tsunami ? berapa orang disini yang terkena bencana tsunami tersebut ?
berapa bangunan penduduk dan pemerintah yang rusak ?
5)
Pertanyaan yag berkenaan dengan indera, pertanyaan ini digunakan untuk
mengungkapkan data atau informasi karena yang bersangkutan melihat,
mendengarkan, meraba dan mencium suatu peristiwa. Pada saat anda menengarkan
ceramah pak Bupati, bagaimana tanggapan masyarakat petani? Pada saat anda
melihat akibat gempa dipulau Nias, bagaimana peran pemerintah daerah. Andakan
telah mencium minyak wangi itu, bagaimana baunya? Andakan telah memakan buah
itu, bagaimana rasanya?
6)
Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi, contoh
pertanyaan : dimana dia dilahirkan, usia, pekerjaan dan lain-lain. Bekerja
dimana? Sedang menjabatapa sekarang? Dan lain-lain.
Ada beberapa bentuk wawancara:
- Wawancara terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah mempersiapkan bahan wawancara terrlebih dahulu
- Wawancara tidak terstruktur yaitu apabila prakarsa pemilihan topik bahasan diambil oleh orang yang di wawancarai
- Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan, akan tetapi memberikan keleluasaan kepada responden untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak langsung ke fokus bahasan/ pertanyaan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selam wawancara berlangsung.
Uma sekaran (1992) mengemukakan beberapa
prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip
penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
- Prinsip penulisan Angket
Prinsip ini menyangkut beberapa faktor
yaitu sebagai berikut :\
1) Isi dan
tujuan pertanyaan
2) Bahasa
yang digunakan
3) Tipe
dan bentuk pertanyaan
4)
Pertanyaan tidak mendua
5) Tidak
menanyakan yang sudah lupa
6)
Pertanyaan tidak menggiring
7) Panjang
pertanyaan
8) Urutan
pertanyaan
9) Prinsip
pengukuran
10) Penampilan fisik angket
3. Dokumen
Menurut Goetz dan Le compte (1984),
dokumen yang menyangkut para partisipan penelitian akan menyedeikan kerangka
bagi data yang mendasar, yang termasuk didalamnya:
- Koleksi dan analisis buku teks
- Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya
- Arsip penerimaan murid baru
- Catatan rapat
- Catatan tentang siswa
- Rencana pelajaran dan catatan guru
- Hasil karya siswa
- Kumpulan dokumen pemerintah
- Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs) dan kenang-kenangan dari siswa angkatan lama
Macam-macam dokumen menurut Elliot
(1991:78):
- Silabi dan rencana pembelajaran
- Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum
- Berbagai macam ujian dan tes
- Laporan rapat
- Laporan tugas siswa
- Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran
- Contoh essay yang ditulis siswa
4. Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada, tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari
kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman
peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
- Validitas Dan Reliabilitas
Validitas alat ukur diselidiki dengan
(1) logika (2) statistik validitas ada macam-macam yaitu validitas isi,
validitas prediktif dan validitas construct (konstruk)
- Validitas isi
Dengan validitas isi dimaksud bahwa
isi/bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan,
pelaksanaan, pengalaman dan latar belakang orang yang diuji.
Validitas diperoleh dengan menagadakan
sampling yang baik, yakni memilih item-item yang representatif dari keseluruhan
bahan yang berkenaan dengan hal yang mengenai bahan pelajaran mungkin tidka
sukar dicapai. Kesulitan dengan validitas isi ialah pilihanitem dilakukan
secara subjektif yakni berdasarkan logika si peneliti.
- Validitas prediktif
Dengan validitas prediktif di maksudkan
adanaya kesesuaian antara ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan
kelakuannya yang nyata.
- Validitas konstruk
Digunakan bila kita sangsikan apakah
gejala yang dites hanya mengandung satu dimensi, bila ternyata gejala itu
mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas itu dapat diragukan.
Keuntungan validitas konstruk kita mengetahui komponen-komponen sikap/sifat
yang diukur dengan tes itu.
Validitas merupakan derajad ketepatan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Jadi data yang valid adalah data yang tidak berbeda
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada objek penelitian.
Validitas dibedakan menjadi:
- Validitas internal: berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai.
- Validitas eksternal: berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada objek penelitian.
- Reliabilitas
Berkenaan dengan derajat konsistensi dan
stabilitas data atau temuan. Suatu data dikatakan reliabel apabila dua atau
lebih peneliti dalam objek yang sama atau peneliti sama dalam waktu yanng
berbeda akan menghasilkan data yang sama atau sekelompok data apabila dipecah
menjadi dua menjadi data yang tidak berbeda. Suatu data yang reliabel akan
cenderung valid, walaupun belum tentu valid.
Suatu alat pengukur dikatakan reliable
bila alat itu dalam mengukru suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa
menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yanng reliable secara konsisten memberi
hasil ukuran yang sama. Reliabilitas merupakan syarat mutlak untuk menentukan
pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yangsatu lagi. Reliabilitas juga
merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes yang tidak reliable dengan
sendirinya tidak valid.
Pengujian validitas dan reliabilitas
Dalam uji keabsahan data meliputi::
1) Uji
kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan
terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan dengan;
- Perpanjangan pengamatan
- Meningkatkan ketekunan dalam penelitian
- Triangulasi (pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu)
- Analisis kasus negatif
- Menggunakan bahan referensi
- Mengadakan member check (proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data). Tujuan dari member check adalah agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
- Diskusi dengan teman sejawat
2)
Pengujian transferability
Transferability merupakan validitas
eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajad
ketepatan atau dapat di terapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sample
tersebut di ambil.
3)
Pengujian depenability
Dilakukan dengan melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian.
4)
Pengujian konfirmability
- Uji konfirmability mirip dengan uji depenobility, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan.
- Uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
- Komponen dan Sistematika Proposal
Komponen dan sistematika dalam proposal
penelitian kualitatif, tidak berbeda dengan kuantitatif. Seperti telah dikemukakan
yang berbeda adalah, bahwa semua komponen dalam proposal penelitian kuantitatif
sudah merupakan hal yang baku, sedangkan dalam proposal penelitian kualitatif
bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan.
Setelah dilapangan mungkin masalah, fokus, teori, teknik, pengumpulan data,
analisis data, bahkan judul penelitian bisa berubah.Komponen dalam proposal
penelitian tersebut secara garis besarnya terdiri atas, pendahuluan, landasan
teori, metode penelitian, jadwal penelitian, biaya penelitian.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Penelitian kualitatif adalah salah satu
metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan
melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dalam
situasi dan setting fenomenanya yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu
memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti.
Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lain karena
ada perbedaan konteks
- Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah
ini masih banyak kekurangan. Kami tetap berharap makalah ini tetap memeberikan
manfaat bagi pembaca. Namun, saran dan kritik yang sifatnya membangun dengan
tangan terbuka kami terima demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Uma sekaran, ResearchMethods for
bussines, soutern Illinois University at Carbondale, 1984.
Sugiyono, Model Alternatif Sistem
dan Manajemen Pendidikan untuk Menyiapkan Tenaga Kerja Industri Permesinan
Modern, Laporan Penelitian, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta, 1992
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Thanks gan, untuk penjelasannya benar benar tidak berguna
BalasHapus